Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara
masyarakat pedesaan (rural community)
dan masyarakat perkotaan (urban community).
Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan
dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa
pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita
dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing
punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan berlawanan pula.
Pitirim A. Sorokin dan Carle C.
Zimmerman (dalam T.L. Smith & P.E. Zop, 1970) mengemukakan sejumlah faktor
yang menjadi dasar dalam menentukan karakteristik desa dan kota, yaitu:
1.
Mata
pencaharian,
2.
Ukuran
komunitas
3.
Tingkat
kepadatan penduduk
4.
Lingkungan
5.
Differensiasi
sosial
6.
Stratifikasi
sosial
7.
Interaksi
sosial
8.
Solidaritas
sosial.
Secara umum, dalam kehidupan masyarakat
di pedesaan dapat dilihat dari beberapa karakterisrik yang mereka miliki, sebagaimana yang dikemukakan Roucek &
Warren (1963), masyarakat desa memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Mereka
memiliki sifat yang homogen dalam hal mata pencaharian, nilai-nilai dalam
kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku.
2. Kehidupan
di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Artinya semua
anggota keluarga turut bersama-sama terlibat dalam kegiatan pertanian ataupun
mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.
3.
Faktor
geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada, misalnya keterikatan
antara masyarakat
dengan tanah atau desa kelahirannya.
4. Hubungan
sesama
anggota masyarakat lebih intim dan awet daripada di kota, serta jumlah anak
yang ada dalam keluarga inti lebih besar.
Sedang menurut Paul H.
Landis ciri-ciri masyarakat desa adalah sebagai berikut:
1.
Mempunyai pergaulan
hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2.
Ada pertalian
perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
3.
Cara berusaha
(ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti:
iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
Selain pandangan
tersebut, Rogers (1969) mengemukakan ciri-ciri masyarakat pedesaan yang hampir
serupa dengan beberapa pandangan sebelumnya.
1. Mutual distrust interpersonal
relations, yaitu adanya rasa
tidak percaya secara timbal balik antara petani satu dengan yang lainnya. Hal
ini biasanya terjadi karena anggota komunitas memperebutkan sumber-sumber
ekonomi yang sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak
terbatas.
2. Perceived limited good, yaitu pandangan yang sempit di kalangan petani,
sehingga hal-hal yang baik dan kesempatan untuk maju selalu terbatas.
3. Dependence on hostility towards
government authority,
adanya keter-gantungan dan sekaligus curiga terhadap pemerintah atau pada unsur-unsur
pemerintah
4. Familism, yaitu adanya rasa kehidupan kekeluargaan, keakraban di antara
orang-orang yang memiliki pertalian kekerabatan.
5. Lack of innovations, yaitu adanya rasa enggan untuk menerima atau
menciptakan ide-ide baru. Untuk merubah keadaan ini perlu adanya orang luar (out sider) baik dari pihak pemerintah
maupun swasta yang menggerakkan mereka.
6. Fatalism, yaitu gambaran tentang rendahnya wawasan masyarakat desa untuk
menanggapi atau merencanakan masa depan mereka. Mereka cenderung memandang
bahwa keberhasilan bukan ditentukan oleh kerja kerasnya, melainkan berada pada
kekuatan supranatural.
7. Limited aspiration, yaitu adanya aspirasi atau keinginan yang sangat
rendah atau terbatas untuk mencapai masa depan. Aspirasi sosial sesungguhnya
berupa gagasan, keinginan, ataupun cita-cita yang dimiliki oleh seseorang
mengenai masa yang akan datang di dalam interaksinya dengan lingkungan
sosialnya.
8.
Lack of deferred gratification, yaitu kekurangan atau ketiadaan sifat untuk
mengekang diri, misalnya kemauan mengorbankan kenikmatan sekarang demi
pencapaian keuntungan yang lebih besar di masa depan.
9.
Limited view this world, yaitu keterbatasan cara pandang masyarakat terhadap
dunia luar. Hal ini terjadi karena terbatasnya jangkauan masyarakat dalam
mengakses informasi yang datang dari luar, seperti yang bersumber dari surat
kabar.
10. Low
emphaty, yaitu rendahnya
keterampilan menangkap peranan orang lain. Rendahnya empati masyarakat
disebabkan oleh adanya jarak sosio-psikologis maupun karena terbatasnya
pengetahuan, dibanding-kan masyarakat di luar mereka yang lebih maju.
Berdasarkan dari beberapa pandangan di atas, menunjukkan
bahwa ada pendapat yang selalu menekankan bahwa desa dianggap sebagai desa
pertanian, padahal pada kenyataan ada juga desa yang nonpertanian. Sebagian
lagi definisi yang masih menggambarkan desa dengan ideal yang artinya desa
secara eksplisit berbeda dengan kota. Dengan banyaknya faktor-faktor eksternal
yang masuk dan memengaruhi kehidupan desa maka dapat dikatakan bahwa komunitas
desa mulai berkembang ke arah komunitas kota, di mana adat-istiadat, tradisi
atau pola kebudayaan tradisional desa mengalami proses perubahan.
Berbagai
pengertian itu tidak dapat diterapkan secara universal untuk desa-desa di
Indonesia karena kondisi yang sangat beragam antara satu dengan yang lainnya.
Bagi daerah yang lebih maju khususnya di Pulau Jawa dan Pulau Bali, antara desa
dan kota tidak lagi terdapat perbedaan yang jelas sehingga pengertian dan
karakteristik tersebut menjadi tidak berlaku. Namun, bagi daerah yang belum
berkembang khususnya desa-desa di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali, pengertian
tersebut masih cukup relevan.
Karena
itu, Howard Newby mengatakan bahwa dalam mempelajari sosiologi pedesaan
hendaknya diarahkan pada studi tentang adaptasi masyarakat desa terhadap
pengaruh-pengaruh kapitalisme modern yang masuk ke desa. Kendati demikian, setidaknya perbedaan karakteristik
tersebut dapat dijadikan acuan sederhana dalam melihat perbedaan masyarakat
desa dan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar